07 November 2014

Di Hari Kematian Ayah, Saya Tidak Menangis

Saya dan Ayah sedang beristirahat ketika akan rekreasi ke Candi Borobudur
Ini adalah hari kematian ayah. Tepat ketika saya mengetik di paragraf pertama ini.  7 November 2007, tujuh tahun lalu, di musim penghujan, ketika Ashar tiba. Malaikat menjemputnya.

Ketika itu, saya sedang berada di Jogja. Mendapat telepon, dari teman kecil saya Rara, yang saat ini juga sudah almarhum, ketika saya sedang memesan mi di warung indomie. Rara memberitahu kalau ayah sakit. Tapi, saya menebaknya, ayah meninggal. Benar saja, beberapa menit setelahnya, adik perempuan saya mengirim pesan pendek, “Put, pulang. Ayah meninggal.”